Ribuan rakyat papua melakukan aksi damai pada 31 Mei 2016, mendukung ULMWP diterima sebagai full memberi di MSG (Harun Rumbarar - SP) |
JAYAPURA —
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengeluarkan himbauan dan ajakan
kepada seluruh rakyat Papua Barat agar bersatu dan ikut berparitispasi
dalam aksi demo damai yang akan diselenggarakan secara nasional di
seluruh tanah Papua pada 15 Juni mendatang.
“Kita tidak harus diam mengharapkan
uluran tangan dan belas kasihan orang lain untuk menentukan nasib Bangsa
Papua ke depan. Tetapi, kita harus bangkit dan bergerak untuk
memperjuangkan nasib bangsa kita sendiri,” tegas Ones Suhun, sekretaris
umum KNPB Pusat kepada suarapapua.com dari Jayapura, Rabu (8/6/2016).
Ones menjelaskan, Amerika, Inggris,
Belanda dan kolonial Indonesia pun tidak akan pernah menentukan nasib
masa depan Bangsa Papua. Dan rakyat Papua tidak bisa berharap kepada
kolonial untuk mengubah nasib orang Papua.
“Ingat pencuri tidak pernah berniat
baik. Dalam benak seorang pencuri yang ada hanya niat jahat untuk
membunuh pemilik barang dan semua barang harus dia miliki. Pembunuh juga
tidak akan mau mengaku dia pembunuhnya, demikian juga pencuri, tidak
akan pernah jujur mengaku bahwa dia pencurinya,” jelas Suhunu.
Kata dia,maka itu Bangsa Papua tidak
perlu berharap banyak kepada kolonial Indonesia bahwa negara ini akan
membangun bangsa kita jadi baik. Jangan pernah bermimpi bahwa kolonial
Indonesia akan jujur mengakui kesalahan dan memberikan rasa keadilan
kepada Bangsa Papua.
“Penjajah tidak akan pernah berniat baik
terhadap bangsa terjajah, yang ada dalam benak penajajah hanya membunuh
dan menguasi. Kita tidak boleh menjadi manusia pragmatis atau
berpikiran pendek seperi ikan dalam aquarium. Jangan kita terlena dalam
hegemoni kolonial,” katanya.
Sementara itu, juru bicara nasional KNPB
Pusat, Bazoka Logo mengatakan, semua produk kolonial ujung-ujungnya
membuat orang Papua menuju kepunahan. Dan orang Papua tidak bisa tinggal
diam tapi harus bangkit dan lawan.
“Jadi kami KNPB Pusat menghimbau kepada
pemimpin organisasi gerakan, seluruh Pimpinan Gereja, seluruh mahasiswa
Papua di Tanah Air maupun di Luar Papua, PNS dan TNI Polri orang asli
Papua, Gubernur, Bupati, wali kota dan seluruh komponen rakyat Papua
untuk lakukan doa dan puasa menjelang pertemuan MSG pada 14 Juli 2016 di
Honiara mendukung ULMWP agar menjadi Anggota Full MSG,” ajak Bazoka.
Selain itu, Logo meminta rakyat Papua
agar segera lakukan mobilisasi umum menuju aksi demo damai untuk menolak
dan melawan semua tipu daya Jakarta dalam menanggapi tuntutan
demokratis rakyat West Papua terhadap referendum.
“Stop tipu-tipu rakyat West Papua dan
selamatkan muka di internasional dengan seakan akan sedang lakukan
penyelesaian kasus HAM. Jakarta hanya perlu segera dorong penyelesaian
status politik West Papua melalui referendum,” tegasnya.
Kepada PNS, TNI/POLRI Gubernur, para
Bupati, Walikota, mahasiswa, anak sekolah dihimbau agar segera
meliburkan diri dan ikiut berpartispasi dalam aksi demo damai pada 15
Juni 2016.
“Kita menolak Tim pencari fakta
pelanggaran HAM buatan Jakarta melalui Menkopolhukam. Kita hanya
mendukung deklarasi Westminister, dengan mengirim atau menyerukan
pengawasan Internasional terhadap suara West Papua (referendum) untuk
menentukan nasib sendiri”.
“Kami Rakyat Papua mendesak Tim pencari Fakta Pelanggaran HAM dari Pasifik Island Forum (PIF) sesuai dengan hasil keputusan PIF di PNG pada tahun 2015 lalu,” ujarnya. (Arnold Belau)
Sumber : www.suarapapua.com
Tidak ada komentar :
Berikan Tanggapan Andan Disini: